Senin, Juni 22, 2009

Kawan, Ayo Kita Olahraga.


KEHIDUPAN modern yang serba-instan dan praktis berdampak pada kurangnya aktivitas fisik. Padahal, rajin bergerak dapat menghindarkan Anda dari risiko terkena penyakit berbahaya. Mulailah bergerak, sekarang!

Tuhan menganugerahi manusia dengan anggota gerak yang demikian sempurna. Ada tangan, kaki, bahkan lutut pada orang yang tidak punya kaki sekalipun tetap dapat digunakan untuk beraktivitas.

Nah, salah satu aktivitas paling mudah dan murah untuk dilakukan setiap hari adalah berjalan kaki. Aktivitas yang kerap dianggap sepele ini bahkan bisa mencegah atau memperlambat kepikunan pada orang lanjut usia (lansia). Ini pernah dibuktikan dalam dua studi di Australia dan Italia.

Penelitian pertama yang dilakukan di Australia melaporkan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan daya ingat pada orang lanjut usia (lansia) dan menunda peluang terserang kepikunan dini. Kesimpulan itu ditarik berdasarkan penelitian terhadap 170 warga Australia berusia 50 tahun atau lebih, yang mengidap beberapa tipe gangguan ingatan yang bukan kategori demensia (kepikunan).

Separuh dari partisipan diminta melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki selama 50 menit, tiga kali seminggu. Sementara separuh partisipan lainnya sama sekali tidak berolahraga. Enam bulan berselang, peneliti melakukan serangkaian tes daya ingat dan tes lainnya, termasuk mengingat daftar sejumlah kata-kata, lalu diminta menyebutkannya kembali.

Hasilnya tampak nyata bahwa hasil tes dari partisipan yang rutin berolahraga jalan kaki lebih cemerlang dibanding mereka yang tidak berolahraga.

"Studi ini merupakan uji coba pertama yang menggambarkan bagaimana manfaat positif olahraga terhadap perbaikan fungsi kognitif lansia yang mengidap gangguan fungsi kognitif ringan," demikian seperti tertulis dalam laporan yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa manfaat aktivitas fisik ini tampak lebih nyata setelah enam bulan. Bahkan, jika yang bersangkutan kemudian berhenti melakukannya, manfaat ini terus bertahan minimal hingga setahun setelahnya.

Adapun penelitian kedua lebih unik lagi karena dilakukan terhadap para octogenarian, yakni lansia umur 80 tahun atau lebih. Kesimpulannya, orang lanjut usia (lansia) yang melakukan aktivitas jalan kaki satu jam atau lebih per hari berumur lebih panjang dan atau berisiko lebih rendah terkena berbagai penyakit serius dibandingkan mereka yang jarang beraktivitas.

Dalam studi yang dipublikasikan Dutch group Elsevier dalam jurnal Preventive Medicine tersebut, peneliti melibatkan 248 partisipan penduduk Italia yang hidup di lingkungan pegunungan. Mereka rata-rata berusia 86 tahun.

Selama dua tahun penelitian, terdapat 12 persen partisipan yang meninggal, yang mana mayoritas adalah lansia yang jarang olahraga atau hanya melakukan sedikit aktivitas fisik. Selain itu, kecenderungan depresi, gangguan kognitif, gangguan jantung, osteoartiritis dan tekanan darah tinggi juga lebih banyak ditemukan pada lansia yang malas beraktivitas fisik dibandingkan mereka yang rajin berolahraga jalan kaki.

Bukti lain perihal manfaat aktivitas fisik datang dari studi yang dilakukan di Jepang. Studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology tersebut melibatkan hampir 80.000 orang dewasa pria dan wanita. Terungkap bahwa pria ataupun wanita yang rajin beraktivitas berisiko lebih rendah terkena berbagai jenis kanker. Setelah diteliti lebih lanjut, olahraga teratur rupanya terkait dengan penurunan risiko kanker usus besar, kanker hati, kanker pankreas dan kanker pencernaan.

Para peneliti juga mendapati bahwa efek perlindungan ini, terutama lebih kuat pada pria atau wanita dengan berat badan normal. Hal ini tentunya mendukung teori yang menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kanker, setidaknya melalui berat badan yang terkontrol.

Dalam penelitian tersebut, Dr Manami Inoue dan timnya dari Pusat Kanker Nasional Jepang di Tokyo menganalisis kejadian kanker pada 79.771 partisipan pria dan wanita berusia 45-74. Antara rentang waktu 1995 dan 1999, partisipan tersebut disurvei tentang level aktivitas fisik yang mereka lakukan, diet, serta kebiasaan dan gaya hidup mereka. Peneliti terus mengikuti perkembangan ini hingga 2004, dan mendapati lebih dari 4.300 kasus kanker baru terdiagnosis.

Menurut peneliti, secara umum risiko perkembangan beragam jenis kanker terkait rasa malas partisipan untuk meningkatkan level aktivitas fisik. Jika diratarata, partisipan pria yang paling sering beraktivitas fisik berisiko 13 persen lebih rendah terkena kanker dibanding pria yang paling jarang beraktivitas fisik. Sementara wanita paling aktif berisiko 16 persen lebih rendah terkena kanker dibandingkan rekan-rekan mereka yang kerjanya kerap hanya duduk diam terus-menerus. Keterkaitan ini makin nyata saat peneliti memperhitungkan sejumlah faktor lain, seperti usia, berat badan, kebiasaan merokok, dan asupan kalori per hari.

Aktivitas fisik yang dimaksud tak hanya mengacu pada olahraga pada waktu senggang, juga jumlah waktu yang dihabiskan partisipan untuk berjalan kaki, aktivitas fisik di kantor, dan pekerjaan rumah tangga.

"Hasil penelitian kami me-nemukan bahwa jumlah total aktivitas fisik harian (tak hanya olahraga) mungkin bermanfaat dalam mencegah perkembangan kanker pada pria dan wanita di Jepang," ujar Inoue.

Peneliti juga mencatat bahwa populasi warga Jepang yang ratarata kurus mungkin memiliki keterkaitan dengan penurunan risiko kanker ini. Kesimpulannya, aktivitas fisik mungkin membantu mencegah kanker karena setidaknya berat badan jadi terkontrol. "Secara teoritis, aktivitas fisik juga punya efek positif lainnya dalam hal menunda terjadinya kanker," tandas Inoue.
...Aktif Bergerak, Jauhkan Penyakit...
**sumber

Tidak ada komentar: